Tingkatkan spiritualitas kehidupan menurut agama Islam merupakan bentuk karakteristik sistem pemikiran yang meyakini eksistensi realitas immaterial yang tidak dapat diserap oleh indera. Kata spiritualitas berkaitan dengan rohani, batin, kejiwaan, mental, merit, lawan dari fisik, jasmani, materil. Dalam agama Islam memiliki tujuh tingkatan spiritual, di antaranya: Islam (muslim), iman (mukmin), al-shalah (shalih), ihsan (muhsin), al-syahadah (syahid), al-shiddiqiyyah (shidiq), al-qurbu (qarib).
Tingkatan spiritualitas kehidupan menurut agama Islam ada 7:
-
Islam (Muslim)
“Islam” menjadi tingkatan paling dasar dalam tingkatan spiritual karena shalatnya seseorang yang melakukan dosa lain misalnya mencuri, kadang orang melaksanakan puasa tapi masih berbohong. Sehingga dalam derajat ini shalat menjadi tingkatan paling dasar.
2. Iman (Mukmin)
Setelah seseorang melaksanakan rukun Islam yang kelima, disempurnakan dengan penuh keyakinan kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari akhir, dan takdir Allah. Orang-orang yang sudah memiliki tingkatan ini berarti dirinya telah memeroleh tauhid yang murni dan mengurangi kemaksiatan serta kemusyrikan.
3. Al-Shalah (Shalih)
Seseorang yang berada pada tingkatan ini akan konsisten beribadah kepada Allah dengan senantiasa khauf (takut kepada Allah) dan raja’ (berharap kepada Allah). Kesalihan ini tidak hanya bersifat mahdlah tetapi juga ghair al-mahdlah. “Artinya tidak hanya kesalihan individual tetapi juga sosial, keduanya harus seimbang,”
4. Ihsan (Muhsin)
Konsistensi seseorang dalam melakukan ibadah akan semakin sempurna bila menjadi seorang muhsin. Agung Danarto menerangkan bahwa perilaku ihsan meliputi tujuh thabaqat (hirarki), yaitu: taubat, inabah, zuhud, tawakal, ridha, ikhlas, dan ikhlas dalam segala hal.
5. Al-Syahadah (Syahid)
Terma syahid banyak dimaknai sebagai kematian di medan jihad. Agung menerangkan bahwa syahid dalam tingkatan spiritual Islam dimaknai sebagai saksi terhadap iradah Allah (kehendak Allah). Dalam iradah meliputi tiga hal, yaitu: meningkatan kecintaan kepada Allah, konsistensi dzikir atau mengingat Allah dalam segala kondisi, dan menegakkan diri melawan hawa nafsu.
6. Al-Shiddiqiyyah (Shidiq)
Al-shiddiqiyyah atau shadiq yaitu kejujuran kepada al-Haqq. Pada tingkatan keenam ini seseorang telah mencapai derajat ma’rifat. Ma’rifat adalah mengetahui Tuhan dengan dekat sehingga hati sanubarinya seakan-akan selalu bersama Tuhan. Setelah ma’rifat orang akan mengalami mukasyafah, yaitu tersingkapnya semua rahasia Allah
7. Al-Qurbu (Qarib)
Tingkatan yang ketujuh sebagai tingkatan yang tertinggi yaitu al-qurbu dan orangnya disebut sebagai qarib. Tingkatan ini hanya ditempati oleh para Nabi dan Rasul. “Berada di tingkatan ini penglihatan dan pendengarannya akan menggunakan penglihatan dan pendengaran dari Allah,”
Tingkatkan Spiritualitas Kehidupan Anda dengan mengakses energi Illahi. Energi Illahi merupakan sebuah energi agung yang mampu mencerahkan kehidupan seluruh makhluk hidup untuk mencapai keselarasan dan tujuan hidup tertinggi. Manusia harus mengenal energi ini untuk mengarahkan diri pada kehendak dan kuasa Allah karena tindakan mereka terkadang bersimpangan dengan kehendak Allah.
Dengan demikian, kita harus membiasakan diri untuk mengakses energi ini melalui Bioenergi yang berada di dalam tubuh dan disekitar kita. Membiasakan diri untuk bersatu dengan Allah akan meningkatkan suatu pemahaman bahwa apa yang kita kehendaki sesungguhnya juga merupakan kehendak Allah. Hal ini adalah bagian dari proses peningkatan spiritualitas di dalam kehidupan kita.
Melalui Pelatihan Bioenergi dapat meningkatkan spiritualitas kehidupan Anda. Oleh karena itu, sudah saatnya Anda meningkatkan kualitas energi Anda melalui Bioenergi Center bersama Bapak Syaiful Maghsri. Anda dapat meningkatkan kualitas energi tersebut dengan cara mengikuti Pelatihan Bioenergi Abundance.