Hidup adalah anugrah terindah, Begitu kata orang bijak. Namun taukah anda apa sajakah anugrah terbesar dalam kehidupan ini?
Anugerah terbesar manusia adalah:
– waktu
– kesehatan
– keluarga dan orang-orang yang kita cintai
Tuntutan hidup dan kesibukan seringkali mengkonsumsi sebagian besar waktu dan energi kita sehari-hari. Hal tersebut tidak bisa kita hindari sebagai pertukaran atas berbagai kebutuhan yang harus kita penuhi agar tetap hidup sampai kita dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Kita seolah-olah melakukan siklus yang tidak berujung. Untuk memperpanjang waktu didunia, kita harus menukarkan waktu yang kita punya. Untuk mendapatkan makanan yang memberi kita energi, kita harus mengeluarkan energi untuk mendapatkan makanan tersebut. Untuk bisa memberikan pendidikan bagi keturunan, kita harus menjual ilmu yang kita peroleh dari pembiayaan orang tua kita.
Kita memang tidak bisa menghindari siklus tersebut, karena itulah konsekuensi hidup dijaman ini. Tapi mungkin bagi sebagian besar orang, siklus untuk bisa mendapatkan waktu dan energi yang dibutuhkan untuk hidup, seringkali mengabaikan anugerah terbesar manusia yang diberikan oleh Sang Pencipta semenjak lahir.
Siklus yang saya maksud adalah mencari nafkah. Banyak orang menghabiskan waktu untuk mencari nafkah sehingga mengabaikan anugerah yang Tuhan berikan. Umumnya alasan yang mendasari tindakan tersebut adalah
– dibayar terlalu murah
– pengeluaran lebih besar dari pendapatan, boros
– mencari nafkah adalah hobi/kesenangan, workaholics
– mengejar kepuasan batin, selalu merasa kurang
Apapun yang kita kerjakan untuk mencari nafkah, ingatlah untuk selalu menghargai anugerah yang Tuhan berikan secara cuma-cuma. Nikmatnya hidup hilang seketika ketika ajal menjemput.
Kita hidup bukan untuk mencari nafkah, tapi kita mencari nafkah untuk hidup.
Hargai anugerah terbesar yang Tuhan berikan dengan menjaga kesehatan, memiliki waktu untuk bersyukur dan menghargai hidup, dan juga memperhatikan orang-orang yang kita cintai.
Selama kita bisa melakukan hal tersebut, walaupun jadwal kerja kita padat maka bekerja bukan alasan utama kenapa kita hidup. Tuhan menciptakan kita bukan untuk mencari nafkah, tapi untuk menghargai kehidupan yang sudah berikan dan menjalankan peran yang sudah digariskan.