Manusia yang dikaruniai akal pikiran memiliki tanggung jawab untuk menilai apakah suatu kejadian bersifat positif atau negatif. Ketika kita tidak bisa mengambil hikmah dari suatu kejadian, diri kita justru akan merasakan penderitaan walaupun kejadian yang memicunya telah berlalu.
Dari sini kita dapat memahami betapa mahalnya harga ketenangan jiwa. Banyak individu yang mengorbankan segalanya untuk meraih ketenangan jiwa walaupun dalam hal ini tidak sedikit yang salah arah. Hal negatif ini dapat kita lihat pada orang-orang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmati tempat hiburan sambil minum minuman keras.
Tak sedikit pula orang yang menghabiskan uang jutaan rupiah hanya untuk mengkonsumsi pil-pil penenang walaupun ketenangan yang diperoleh hanya sesaat dan bersifat semu. Semua fenomena ini tidak akan menghadirkan ketenangan jiwa namun justru akan mengakibatkan kehancuran dan keterpurukan yang berlarut-larut.
Ketenangan jiwa akan melahirkan kebahagiaan apabila kita memiliki kepasrahan total kepada Sang Pencipta, bersyukur atas segala hal yang telah dilimpahkan kepada kita serta mampu meningkatkan semangat hidup yang luhur. Kebahagiaan dan ketenangan yang hakiki tidak akan menghampiri manusia yang tidak mengenal dirinya dan tidak meyakini Tuhannya.
Betapa pun kaya dan berkuasa seorang individu, ia tetap tidak akan merasakan kebahagiaan apabila ketenangan jiwa tidak pernah ia miliki. Oleh karena itu, kita harus meyakini bahwa kehadiran kita di dunia ini bukanlah sesuatu yang sia-sia. Ketika kita memiliki ketenangan jiwa, semua hal akan dapat kita raih dengan lebih mudah.