Realisasi Diri adalah istilah yang semakin banyak digunakan. Dalam banyak hal, ini adalah istilah yang tidak jelas, dan artinya tidak langsung terlihat. Bagi banyak orang, ini adalah istilah yang artinya sama dengan ‘Pencerahan’ – sebuah kata yang juga sulit ditentukan.
Namun istilah ‘Realisasi Diri’ lebih berguna karena sebenarnya mengacu pada tahap yang sangat spesifik dalam perjalanan kebangkitan spiritual.
Realisasi diri (Self Realization) merupakan tingkat kesadaran yang dapat dicapai oleh siapa saja. Ini adalah tingkat yang sangat penting dalam perjalanan spiritual karena ketika seseorang menjadi Sadar Diri, kondisi hati-nya yang permanen terbuka sebagaimana mestinya.
Dan jika Anda memilih untuk mengabdikan diri pada perjalanan realisasi diri yang berkelanjutan, Anda akan mengembangkan rasa hormat yang luar biasa untuk apa sebenarnya Anda hidup. Hanya pada saat kesadaran itu muncul – Anda akan menghargai makna sepenuhnya dalam hidup Anda.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, Realisasi Diri bukanlah momen besar yang hebat karena ini adalah proses pengungkapan bertahap.
(Namun, harus dicatat di sini bahwa untuk beberapa individu langka, Realisasi Diri memang datang sebagai momen besar. Tetapi bagi sebagian besar dari kita, ini adalah proses yang lambat stabil bahkan ter-abaikan)
Di bawah ini saya akan menjelaskan sembilan tahap Realisasi Diri dalam kebangkitan spiritual : dari awal perjalanan, sampai akhir. Harap dicatat bahwa Realisasi Diri tidak selalu (dan seringkali tidak) merupakan proses linier. Kita sering mengalami pengungkapan spiral dan transformasional, dan itu umum untuk bergerak maju dan mundur.
Berikut penjelasan dari 9 Tahap Realisasi Diri yang perlu Anda ketahui dan fahami;
1. Kesadaran Diri
Di awal perjalanan spiritual, Anda akan memasuki fajar – kesadaran diri. Ini dapat terjadi secara sporadis sebagai akibat dari momen sementara introspeksi atau sebagai kebangkitan spiritual secara keseluruhan. Kesadaran diri adalah ketika kita menyadari diri kita sendiri (dari sudut pandang berbasis ego) dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia.
Mereka yang sadar diri menjauh dari ketidaktahuan psikologis mereka sebelumnya (juga biasa disebut sebagai “tertidur”) dan menuju kesadaran diri yang lebih besar. Ini bisa menjadi periode yang menyakitkan saat kita melihat dengan jujur – pikiran, kebiasaan, pilihan, dan cara kita berhubungan dengan dunia. Seringkali kita tidak menyukai apa yang kita lihat, seperti kesulitan, kegagalan, kekecewaan, kekhawatiran, putus asa, minder, sakit hati, amarah, dendam dan jenis luka batin lainnya.
Jadi, kita perlu memilih ; mematikan rasa karena penyangkalan atau memasuki jalur pertumbuhan diri (juga dikenal sebagai “Jalan Spiritual”).
2. Eksplorasi Diri
Setelah kejutan dengan kebangkitan untuk lebih sadar diri, kita didorong oleh keinginan untuk lebih mengeksplorasi diri kita sendiri – ini adalah perjalanan eksplorasi diri.
Eksplorasi diri didorong oleh campuran keingintahuan (” siapa saya sebenarnya? “) Dan ketidakpuasan (“Saya tidak percaya saya bisa…/saya percaya itu!, Tapi…”) Serta kesulitan (Bagaimana caranya……/Apa yang harus saya lakukan….).
Kita ingin mengetahui lebih banyak tentang kepribadian dan memahami tempat otentik kita dalam hidup ini.
Eksplorasi diri sering terjadi di dimensi fisik (ranah kehidupan sehari-hari) dan tujuannya adalah untuk mengungkap bagaimana kita berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Untuk mendapatkan jawaban, kita berusaha untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang diri kita sendiri melalui buku, seminar, pelatihan, lokakarya, film, tes kepribadian, dan praktik psikologis dan aktifitas spiritual lainnya.
3. Penemuan Diri
Begitu kita mulai berkecimpung di dunia eksplorasi diri, kita akhirnya mengalami penemuan diri, yang terjadi ketika kita menggali jauh di bawah permukaan diri kita sendiri.
Penemuan diri terjadi ketika kita bergerak dari “apa?” Ke “MENGAPA?“ Sementara tahap sebelumnya (eksplorasi diri) berkaitan dengan apa yang kita sukai/rasakan/lakukan/pikirkan, sedang “Penemuan diri” berkaitan dengan “mengapa” kita menyukai/merasakan/melakukan/ memikirkan segala sesuatu yang muncul di dalam diri kita.
Pada tahap ini, adalah umum untuk memulai berbagai bentuk pekerjaan batin yang sampai ke akar diri inti kita.
4. Pemahaman Diri
Pemahaman diri adalah kristalisasi dari tiga tahap sebelumnya: pemahaman yang mendalam tentang dinamika dan cara kerja ego diri kita.
Orang yang telah mencapai tahap ini memiliki pemahaman yang menyeluruh dan berlapis-lapis tentang asal-usul dan alasan mengapa mereka berpikir, merasa, dan berperilaku seperti itu. Mereka tidak hanya menjelajahi ego sadar mereka, tetapi mereka juga telah menjelajahi pikiran bawah sadar mereka untuk bertemu dengan bayangan diri mereka sendiri dan luka batin yang terkubur lainnya.
Pemahaman Diri adalah jalan memasuki dimensi Rokhani yang menyentuh dan mengungkapkan sifat jiwa kita.
5. Cinta Diri
Berikutnya adalah cinta diri: tahap di mana kita dipenuhi dengan belas kasih untuk diri sendiri dan semua yang telah kita lalui.
Sebagai jalan memasuki dimensi spiritual – cinta diri adalah apa yang terjadi ketika kita memasuki sifat dasar hati dan jiwa kita, yaitu: cinta.
Saat kita mencintai diri sendiri, kita didorong oleh pemahaman yang mendalam tentang diri kita sendiri. Faktanya, tanpa tahap sebelumnya (pemahaman diri) hampir tidak mungkin untuk mempraktikkan cinta diri karena kita tidak tahu apa atau mengapa kita melakukan, berpikir, dan merasakan apa yang kita lakukan.
Belajar bagaimana mencintai diri sendiri berarti kita berhenti menghukum diri sendiri, mulai mengasuh diri sendiri, dan mulai mengalami harga diri, kepercayaan diri, dan pengampunan diri yang lebih besar.
6. Transformasi Diri
Pada tahap ini, kita mulai melepaskan kebiasaan, persepsi, dan kompulsif kita yang lama dan membatasi yang diciptakan oleh diri palsu (ego) dan berubah menjadi versi diri kita yang paling otentik.
Saat kita mengalami transformasi diri, kita memasuki proses kematian dan kelahiran kembali yang awalnya terasa tidak nyaman dan tidak stabil. Namun pada akhirnya, perubahan apa pun yang kita alami itu membebaskan. Dengan kata lain, kita menjadi lebih berpusat pada jiwa daripada egois, dan kita lebih nyaman dengan hidup kita. Kita tidak lagi menuntut bagaimana orang lain berpikir dan bersikap seperti maunya kita.
Berkat lima tahap sebelumnya, kita dapat memberikan ruang untuk terjadinya pertumbuhan baru. Cara hidup baru – seperti kupu-kupu yang muncul dari kepompongnya, kita merasa lebih mengembang, bebas, dan membumi.
7. Penguasaan Diri
Sebagai puncak dari tahap 1-6, adalah tahap penguasaan diri. Tahap ini adalah tentang menuai hasil dari ego yang stabil dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Tahap ini saya menyebutnya dengan istilah”Personalisasi” yaitu menjadi manusia seutuhnya yang terhubung dan selaras dengan jiwa.
Penguasaan diri sebetulnya sesederhana itu, menguasai diri palsu (atau ego) – tetapi tidak dengan tirani atau sikap mendominasi. Sebaliknya, menguasai diri palsu dilakukan dengan “cinta dan pengertian”.
Alih-alih menjadi budak ego kita, kita hidup dari hati dan jiwa, dan ego kita menyerah dan melayani jiwa kita.
Ketika kita mengalami penguasaan diri, dunia dalam dan luar kita seimbang, dan kita menjadi Raja atau Ratu dari dimensi fisik kita sendiri (kehidupan sehari-hari) dan dimensi rokhani (kehidupan batin).
Kita menjadi orang yang mandiri, tenang, tanggap, bijaksana, penyayang, dan rendah hati.
8. Transendensi Diri
Berikutnya adalah transendensi diri dimana kita mulai memasuki dunia Roh (atau dunia atas).
Ketika kita berjalan di jalur transendensi-diri, kita berusaha untuk melampaui ego dan keterikatan kita yang terbatas pada jiwa kita, dan menjadi Satu dengan Yang Ilahi.
Keinginan untuk melampaui diri sendiri dapat datang secara alami sepanjang waktu (sebagai hasil dari proses yang tekun – melangkah di jalan spiritual), melalui pengalaman mistik yang tiba-tiba, wawasan transpersonal yang mendalam, atau panggilan batin yang dalam untuk merasakan kebebasan tertinggi.
Jalan dan praktik transendensi diri yang umum termasuk zikir, meditasi, disiplin yoga, tradisi mistik dan kesadaran yang lebih tinggi (Sufisme, Gnostisisme, Taoisme, Budha, dan lainnya), Bioenergi, kontemplasi, dan sebagainya.
9. Realisasi Diri
Akhirnya, kita sampai pada Realisasi Diri. Apa yang bisa dikatakan selain fakta bahwa Realisasi Diri dapat dicari dan dikerjakan, tetapi pada akhirnya, itu adalah anugerah dari Kehidupan itu sendiri.
Realisasi Diri terjadi ketika kita berhenti mengidentifikasi dengan ego yang terbatas dan melekat pada jiwa, dan sebaliknya mengakui diri kita sebagai satu dan sama sebagai Yang Ilahi. Bergerak melewati rasa “aku,” “milikku,” dan “Aku ___,” (alias. Cerita batin yang dibuat oleh diri ilusi kita) kita datang untuk mewujudkan apa yang disebut sebagai Kesadaran ilahi, Pencerahan, Kebuddhaan, Non- Kesadaran Ganda, dan Keesaan.
Nama lain untuk pengalaman sakral ini adalah nirwana, surga, moksa, unio mistik (alkimia spiritual), samadhi, kesadaran kosmik, dan sebagainya.
Ketika kita mengalami Realisasi Diri, kita telah melihat melalui ketidakkekalan dan ketidakmelekatan ego (ini dapat dialami melalui zikir ataupun meditasi), sifat pikiran yang seperti mimpi, dan ilusi keterikatan pada semua fenomena, dan ke dalaman yang luas, tidak terbatas dan kehadiran abadi yang ada di mana-mana.
Pada tahap ini, kita bebas dari penderitaan, bebas dari rasa takut, dan bebas dari segala keterpisahan. Yang tersisa adalah pancaran murni keberadaan, persatuan total dengan Kehidupan, pengalaman cinta tanpa akhir, koneksi, pemahaman, dan keterbukaan terhadap keberadaan.
Bagaimana Mengalami Rasa Realisasi Diri?
Realisasi diri adalah perjalanan yang dapat memakan waktu beberapa tahun, dekade, atau paling umum – seumur hidup (atau bahkan lebih lama). Tetapi itu adalah jalan yang sakral dan bernilai setiap waktu, sesuatu yang layak Anda upayakan, dengan ketulusaan dan dedikasi Anda.
Akhirnya, semuanya itu adalah jalan pencerahan, jalan kebebasan, dan jalan cinta. Apa yang bisa lebih baik dari itu semua saudaraku?
Sekarang setelah Anda mengetahui dan memahami apa itu realisasi diri, dan sembilan tahapannya, apakah Anda ingin dengan sadar bisa merasakan – dan mengalami pengalaman ini?
Saya yakin Anda menginginkannya!
Jika Anda menjawab “Ya” … silahkan baca Perjalanan Spiritual dan Karakteristik Orang Yang Terbangun Secara Rohani.
Langkah Anda selanjutnya…
Jika Anda ingin mengalami pengalaman bermakna dalam setiap tahap realisasi diri sehingga Anda akan lebih cepat dalam meraih tujuan hidup yang besar, mewujudkan harapan dan keinginan dalam hidup secara lebih cepat sehingga kehidupan Anda semakin berkualitas, lebih sehat, sejahtera, makmur, berkelimpahan, bahagia dan dekat dengan Tuhan, segera dapatkan caranya dengan mengikuti program Pelatihan Bioenergi Abundance. Agar Uang, Kebahagiaan dan Kelimpahan Mengalir dalam Hidup Anda